HARIANTERKINI.COM, Jakarta – Perhelatan Pilkada 2020 banyak menimbulkan pergolakan di masyarakat maupun para politisi. Hal ini dikarenakan masih tingginya Covid-19 di Indonesia, dikhawatirkan Pilkada hanya menambah parah pandemi ini. Namun beberapa pihak juga mendukung Pilkada 2020 tetap berlanjut.
Salah satunya adalah LSI Denny JA yang mengungkapkan adanya beberapa alas an mengapa Pilkada 2020 terus dilanjutkan. LSI Denny JA mengungkapkan bahwa dari 270 wilayah Pilkada, hanya 44 wilayah yang masuk zona merah, atau hanya 16,3 persen. Sedangkan wilayah lainnya berada di zona kuning atau hijau dengan penyebaran Covid-19 minim.
Kepastian hukum dan politik menjadi pertimbangan utama Pilkada harus dilanjutkan. Sebab, hingga saat ini belum ada kepastian kapan Corona akan berakhir. Jika Pilkada 2020 ditunda, masyarakat sendiri yang dinilai akan mengalami kerugian. Sebab, pilkada pada 270 daerah dianggap terlalu penting jika disandarkan pada situasi yang tak pasti.
PR Pemerintah sekarang adalah bagaimana memastikan para peserta Pilkada dan masyarakat mematuhi protokol kesehatan yang telah ditetapkan KPU. Kampanye atau kegiatan serupa harus dibatasi untuk menghindari kerumunan. Alat peraga kampanye yang disarankan KPU berupa masker dan hand santizer diharapkan mampu meningkatkan kesadaran masyarakat akan bahaya Covid-19.
“Harus ada soliditas yang tinggi, bukan hanya pemerintah, tapi seluruh elemen masyarakat, ormas yang punya pandangan lebih baik ditunda harus bisa lapang dada karena keputusannya pilkada tetap dilaksanakan, ormas dan elemen masyarakat harus memastikan ke pemilihnya untuk berpartisipasi,” ujar peneliti LSI Denny JA, Ikrama Masloman.
Tentunya tinggal kemauan masyarakat dan peserta Pilkada untuk benar-benar menerapkan protokol kesehatan di setiap tahapan Pilkada 2020. Karena sebagus-bagusnya peraturan apabila tidak dipatuhi ya sama saja….
Baca Berita Lainnya : Pilkada Tetap Dilanjutkan Dengan Mengedepankan Protokol Kesehatan
