Memahami Transportasi Massal LRT

HARIANTERKINI.COM:    Tahun 2023 ini, Kota Jakarta merayakan HUT ke-496, yang artinya Ibu kota DKI Jakarta terus berkembang sejak tahun 1527.   Setelah melalui sejarah panjang dari masa ke masa, kota Jakarta sebagai kota yang kini berusia hampir lima abad telah menjadi magnet bagi warga masyarakat dari Sabang sampai Merauke untuk dapat hadir dan beraktifitas di dalamnya.

Membangun Jakarta juga membangun keragaman apalagi mengingat mobilitas penduduk  Jakarta dan sekitarnya yang sangat tinggi.  Berdasarkan data Direktorat Jenderal Kependudukan (Dukcapil), khusus Jakarta Pusat merupakan wilayah paling padat penduduk di DKI Jakarta.  Luas wilayah Jakarta Pusat tercatat hanya 47,56 km persegi, sedangkan jumlah penduduknya mencapai 1,11 juta jiwa pada Juni 2022. Dengan demikian, setiap 1 km persegi tanah di Jakarta Pusat dihuni oleh 23.249 jiwa.  Wilayah Ibu Kota dengan kepadatan tertinggi berikutnya adalah Jakarta Barat dan Jakarta Utara, sehingga secara keseluruhan,  luas wilayah DKI Jakarta mencapai 661,23 km persegi, dengan jumlah total penduduk 11,25 juta jiwa pada Juni 2022. Yang artinya, kepadatan penduduk di Ibu Kota mencapai 17.013 jiwa/km persegi.

Konsekuensinya dengan semakin bertumbuhnya kepadatan penduduk yang berpengaruh pada keleluasaan dalam hal mobilitas penduduknya sangat tinggi menyebabkan  mengakibatkan tingkat kepadatan lalulintas sangat tinggi sehingga pengembangan dan pembangunan infrastruktur khususnya transportasi massal terus menjadi prioritas.  Transportasi massal diantaranya KRL yang diikuti  Mass Rapid transit/Moda Raya Terpadu (MRT) dan Lintas Raya Terpadu (LRT)  sebagai alternatif kendaraan andalan.  Beberapa negara tetangga juga sudah menggunakan moda transportasi massal ini, diantaranya Singapura, Malaysia, dan Filipina.  Jadi kini mobilitas di Jakarta semakin nyaman dengan terintegrasinya antar transportasi umum.

Khusus  Lintas Raya Terpadu / Light Rail Transit (LRT) Jabodebek merupakan pencapaian besar dalam pembangunan transportasi massal  akan tercatat akan tercatat dalam sejarah transportasi nasional sebagai angkutan massal berbasis rel modern yang pertama kali di wilayah Jakarta dan sekitarnya.

LRT Jabodebek memiliki panjang lintasan sepanjang 82,9 kilometer dan melintasi 18 stasiun yang terletak di DKI Jakarta dan sekitarnya derngan dua lintas perjalanan yang dilayani yaitu lintas Cibubur dan Bekasi.   LRT Jabodebek pembangunan transportasi massal modern berbasis rel, ramah lingkungan, safety, aman, nyaman dan tepat waktu tersebut dikerjakan oleh para anak bangsa.

Sejumlah stasiun LRT sudah terintegrasi dengan berbagai moda transportasi lain di Ibu Kota dan sekitarnya, antara lain dengan Kereta Rel Listrik (KRL), Bus Rapit Transit/Bus Raya Terpadu (BRT), Transjakarta, juga JakLingko/MikroTrans, hingga nantinya akan berintegrasi dengan Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB).

Terkait transportasi massal LRT tersebut, Presiden Joko Widodo telah memberikan perhatian khusus terkait konektivitas transportasi umum, pembangunan LRT Jabodebek hingga Bogor agar moda transportasi massal ini mendapat dukungan cakupan dan jangkauan yang luas bagi seluruh masyarakat.

Selain itu, karena setiap hari ada 2,5 juta kendaraan roda empat, dan 5 juta kendaraan bermotor roda dua di Jabodebek pada jam-jam kerja sepanjang tahun.  Produk gas buang (CO2) dari jutaan kendaraan roda empat dan motor ini, menyebabkan pencemaran udara dengan tingkat polusi yang tinggi yang menyelimuti langit kota Jakarta, dan sekitarnya. Dari data air Quality Index (AQI) tingkat pencemaran Jakarta dan sekitarnya sudah mencapai srkitar 150 LRT Jabodebek merupakan wujud kepedulian negara terhadap isu-isu kemacetan dan polusi di kawasan Jabodebek yang merupakan wilayah terpadat di Indonesia.hingga 200 PM, yang tercatat sebagai Kota dengan tingkat pencemaran tertinggi ke dua di Dunia.

Pembangunan LRT Jabodebek merupakan wujud kepedulian negara terhadap isu-isu kemacetan dan polusi di kawasan Jabodebek yang merupakan wilayah terpadat di Indonesia. Juga untuk meningkatkan daya saing bangsa dan mensejajarkan Indonesia dengan bangsa-bangsa maju di dunia dengan tetap memprioritaskan keselamatan, keamanan, kenyamanan masyarakat.

Semangat Terus Melaju untuk Indonesia Maju

 

BACA JUGA:

  1. Pengamat Ekonomi: UU Cipta Kerja Dorong Indonesia Menuju Negara Berpendapatan Tinggi
  2. Teknologi Bus Tanpa Awak Akan Diterapkan Di IKN
  3. El Nino dan Bahaya Kebakaran Hutan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *