PILKADA SUKSES DIGELAR SAAT PANDEMI COVID-19

PILKADA SUKSES DIGELAR SAAT PANDEMI COVID-19
HARIANTERKINI.COM – Pemilihan Kepala Daerah 2020 yang digelar di tengah pandemi virus Corona (COVID-19) berjalan sukses. Menkopolhukam, Mahfud MD mengatakan belum ada laporan adanya klaster Corona dari Pilkada 2020.

“Alhamdulillah belum ada kasus bahwa kerumunan pemilihan kepala daerah itu menjadi klaster baru. Apakah COVID masih ada? Masih. Tetapi itu sama saja yang di luar pilkada atau tidak, bahkan yang lebih banyak yang tidak ada pilkada yang penduduknya lebih banyak yang harus lalu lintasnya lebih banyak kasus pemilihan kepala daerah,” ujar Mahfud.

Pemerintah, kata Mahfud, menerima masukan soal pemodelan tersebut. Tetapi pemerintah tetap menggelar Pilkada 2020 sesuai dengan protokol kesehatan.

“Sehingga pilkada ternyata sampai hari ini, bayangan yang menakutkan 3,2 juta orang itu per hari ini, per hari ini, yang terinfeksi di seluruh Indonesia, yang mencakup ada pilkada atau tidak 617.830 orang. Yang kalau diproyeksi ke Januari, misalnya, 15 hari lagi, kalau rata-rata sehari 7.000, sekarang rata-rata per hari sudah 5.000 sekian, itu baru kira-kira akan 800 ribu. Tidak akan sampai 3,2 juta yang mengerikan,” ujar Mahfud.

Ketua Komisi II DPR RI, Ahmad Doli Kurnia Tanjung juga menilai, pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Serentak Tahun 2020 berhasil memenuhi ekspektasi seluruh pihak, terutama dalam hal pelaksanaan protokol kesehatan dan partisipasi pemilih

“Kami di Komisi II DPR menaruh hormat setinggi-tingginya kepada Penyelenggara dan Pengawas Pemilu: KPU, BAWASLU, DKPP dan Kementerian Dalam Negeri, aparat TNI-Polri, dan Tim Satgas Covid-19 atas kerja kerasnya belakangan ini untuk mendisain pemilihan kepala daerah sehat yang beradaptasi dengan kebiasaan baru di tengah Pandemi Covid-19,” ungkapnya.

Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian mengklaim keberhasilan melaksanakan Pemilihan Kepala Daerah Serentak 2020 karena banyak terobosan yang dilakukan. Di antaranya membatasi jumlah peserta kampanye maksimal hanya 50 orang.

“Bagaimana di hari H, 100 juta lebih pemilih yang datang ke TPS (tempat pemungutan suara) dikelola dengan baik. Dikelola supaya tidak terjadi kerumunan besar. Ini sebuah terobosan besar,” jelas Tito.

Tito menambahkan Pilkada Serentak 2020, bisa menjadi model untuk pilkada atau pemilu di tahun-tahun mendatang. Pasalnya, meski masih terjadi pandemi Covid 19, partisipasi masyarakat tetap tinggi. Hal itu karena ada sejumlah terobosan seperti adanya model baru dalam kampanye berupa kampanye dalam jaringan (daring). Kemudian pengaturan jam yang membuat tidak terjadi kerumunan di TPS. Pengaturan itu membuat kerja petugas TPS menjadi lebih ringan.

Baca Juga : Imigrasi Indonesia Tolak Kedatangan 239 WNA Selama Pandemi Corona

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *