Penggunaan Artificial Intelligence Technology Untuk Mendeteksi Covid-19 Lewat Nafas

artificial intelligence-technology
HarianTerkini.com – Implementasi teknologi berbasis Artificial Intelligence untuk deteksi Covid-19 baru – baru ini sedang dirancang dan dikembangkan oleh tim ilmuwan dari China dan Israel, pengembangan dengan bantuan teknologi Artificial Intelligence ini untuk menganalisis Covid-19 lewat hembusan nafas.

Perangkat dengan menggunakan teknologi Artificial Intelligence ini telah dikembangkan oleh para peneliti dari Israel Institute of Technology (Technion), berkolaborasi dengan University of Science and Technology of China, Anhui Provincial Chest Hospital dan First Affiliated Hospital of Anhui Medical University .

Dengan bantuan teknologi Artificial Intelligence, alat deteksi yang dikembangkan kedua negara tersebut diklaim mampu mendeteksi COVID-19 secara jauh lebih kilat daripada rapid test. Namun tentu saja akurasinya tak kalah dari tes PCR berbasis usap hidung dan tenggorokan yang selama ini menjadi “tumpuan utama” deteksi COVID-19.

Perangkat teknologi ini telah memenuhi kebutuhan akan metode pengujian non-invasif, cepat, dan murah untuk menyaring individu yang positif COVID-19, terutama bagi para OTG alias orang tanpa gejala.

Selain itu, alat ini juga disebut-sebut merupakan nanoteknologi cerdas, terdiri dari rangkaian sensor berbasis material nano yang dapat dengan cepat mendeteksi COVID-19 dari senyawa organik volatil tertentu dalam napas yang diembuskan.

Technion mengklaim bahwa perangkat dengan basis teknologi Artificial Intelligence ini dapat mendeteksi biomarker spesifik penyakit dalam dari napas yang diembuskan dengan akurasi yang diklaim mencapai 92%, sensitivitas 100%, dan spesifisitas 84%.

“Sistem diagnostik pra-skrining ini dapat menawarkan solusi skrining yang dapat dilakukan di rumah atau fasilitas tempat perawatan, bisa mengurangi tes konfirmasi yang tidak diperlukan dan mengurangi beban rumah sakit,” kata Technion.

Tim peneliti menyebutkan, perangkat deteksi yang menggunakan teknologi ini juga bisa digunakan sebagai alat screening di bandara, pusat perbelanjaan, dan tempat umum lainnya yang risiko penyebaran melalui perkumpulan orang sangat tinggi.

Mereka juga mengatakan bahwa perangkat berbasis Artificial Intelligence yang mereka kembangkan bisa dimodifikasi dan dapat diaplikasikan untuk bermacam penyakit menular dan digunakan untuk kasus-kasus penyebaran penyakit baru.

Baca juga : Teknologi Blockchain Memberikan 7 Benefit Bagi Indonesia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *