Pakar Epidemologi Sepakat Vaksinasi Booster Covid-19 Percepat Kondisi Endemi… Yes !!!

pakar-sepakat-vaksinasi-booster-covid-19

HarianTerkini.com – Pakar epidemiologi dari Universitas Indonesia Pandu Riono menilai Indonesia sedang menuju ke arah endemi COVID-19 seiring dengan terus menurunnya kasus positif di Tanah Air. Meski demikian, ia mengingatkan bahwa fase endemi hanya bisa dicapai, salah satunya dengan memastikan minimal 97 persen penduduk yang paling berisiko terhadap COVID-19 telah mendapat vaksinasi lengkap.

“Artinya siapa? Lansia, kelompok dengan komorbid. Nah itu harus mendapat vaksinasi. Kita harus ke arah sana supaya kita bisa, Pak Jokowi bisa mengumumkan mencabut status kedaruratan kesehatan masyarakat,” kata Pandu Riono.

Vaksinasi lengkap, menurut Pandu, adalah dua kali suntikan dan satu booster agar tercapai kadar antibodi yang tinggi. Data Kementerian Kesehatan per 22 September 2022 menyebutkan capaian vaksin lengkap mencapai 72,74 persen sedangkan untuk vaksin lengkap lansia mencapai 68,87 persen.

Hal senada juga diungkapkan pakar lainnya yaitu Dokter Iwan Ariawan dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia. Ia menegaskan pemerintah dan masyarakat perlu melakukan akselerasi suntikan vaksin ketiga atau booster yang baru mencapai 26,77 persen.

“Vaksinasi ini adalah salah satu cara untuk kita menuju ke kondisi yang lebih nyaman, ke kondisi endemi atau kondisi kita mengakhiri fase gawat darurat dari pandemi COVID-19,” kata Iwan.

Peningkatan Antibodi

Lebih lanjut Iwan mengatakan, hasil survei Serologi SARS-COV-2 di Indonesia pada Desember 2021 dan Juli 2022 menunjukkan dosis vaksinasi yang lengkap meningkatkan kadar antibodi terhadap COVID-19.

“Dengan banyak penduduk yang memiliki antibodi, paling tidak risiko untuk menjadi COVID berat…meninggal kalau mereka terinfeksi COVID, itu jauh lebih kecil,” kata Iwan.

Menurutnya, hingga Juli 2022 sebanyak 98,5 persen penduduk telah memiliki antibodi.

Distribusi kadar antibodi pada penduduk yang mempunyai antibodi terhadap COVID-19 pada Juli 2022 mencapai 2.097 atau meningkat empat kali lipat dibandingkan Desember 2021.Kadar antibodi terbanyak terjadi pada warga yang telah mendapatkan dosis vaksinasi lengkap.

“Sebetulnya kalau lihat dari sini, Indonesia ini, kita sudah siap nih meninggalkan fase akut atau fase kegawatdaruratan dari pandemi COVID-19 menuju fase yang lebih nyaman,” kata Iwan Ariawan.

Kasus Terus Melandai

Kementerian Kesehatan menyatakan kasus konfirmasi positif COVID-19 di Tanah Air terus melandai sejak Juni 2022. Juru Bicara Kementerian Kesehatan, dokter Mohammad Syahril, mengatakan penambahan kasus COVID-19 harian di Indonesia dalam sepekan terakhir rata-rata sebanyak dua ribu kasus per hari atau mengalami penurunan 15,36 persen dibandingkan dengan rata-rata seminggu sebelumnya.

Sedangkan untuk kasus kematian mengalami kenaikan sebesar 2,50 persen atau rata-rata 18 kasus kematian sehari dalam sepekan terakhir. Angka keterisian tempat tidur (BOR) rumah sakit hingga 20 September juga mengalami penurunan menjadi 5,15 persen.

“Jadi penambahan kasus sekitar dua ribuan, tapi cenderung turun setiap bulan, sejak bulan Juni yang lalu ya. Begitupun dengan positive rate. Kita lihat tanggal 13 September sampai 22 September, hampir 10 hari terakhir itu menurun, dan saat ini ada di 6,31 persen,” sambung Syahril.

Vaksinasi Booster Cegah Long Covid-19

Sementara itu, pakar epidemiolog dari Griffith University Australia Dicky Budiman menyampaikan pemberian tiga dosis vaksinasi booster Covid-19 (vaksin penguat) menjadi salah satu modal untuk mencegah terjadinya reinfeksi yang dapat menyebabkan long Covid-19.

Long Covid-19 berpotensi terjadi pada orang terinfeksi lebih dari dua kali, apalagi belum vaksinasi penguat,” ujar Dicky dikonfirmasi di Jakarta, Senin (26/9/2022).

Ia mengatakan long Covid-19 juga akan bermanifestasi terhadap beragam penyakit yang akhirnya menjadi beban pembiayaan kesehatan di dalam negeri.

“Sehingga, prinsip pencegahan menjadi jauh lebih penting,” ucapnya.

Oleh karena itu, lanjut dia, pemerintah harus dapat mempercepat vaksinasi dosis ketiga untuk melindungi populasi.

Menurut Dicky, definisi dan kriteria pemberian vaksin Covid-19 dosis lengkap sudah harus mengarah menjadi tiga dosis dari sebelumnya dua dosis.

“Adapun dosis keempat dapat diberikan kepada kelompok rentan, seperti orang dengan komorbid dan petugas publik,” tuturnya.

Dicky menambahkan dengan mempercepat pemberian dosis ketiga juga dapat mempercepat pemulihan aktivitas masyarakat. “Tiga dosis menjadi penting sebagai syarat melakukan pemulihan dengan relatif aman, termasuk orang bisa beraktivitas,” katanya.

Menurutnya, percepatan vaksinasi tiga dosis di dalam negeri menjadi penting untuk mengantisipasi sekaligus mencegah munculnya varian baru atau subvarian baru yang berpotensi terjadi mengingat belum meratanya vaksinasi Covid-19 di dunia.

“Adanya varian atau subvarian baru Covid-19 cukup terbuka selama ada negara yang lemah intervensinya, baik vaksinasi maupun protokol kesehatan. Oleh karena itu, ancaman ini salah satunya harus direspons dengan penguatan vaksinasi,” tuturnya.

Ia mengatakan varian omicron seperti BA.2.75.2 dan BQ1.1 masih menjadi varian yang paling mengancam, karena varian ini mampu menurunkan efikasi antibodi.

Oleh karena itu, lanjut dia, modal imunitas dari tiga dosis vaksin Covid-19 penting untuk melindungi populasi.

Data Satgas Covid-19 yang diterima di Jakarta Senin mencatat jumlah penduduk yang telah mendapat suntikan tiga dosis vaksin Covid-19 mencapai 63.234.035 orang atau sudah diberikan pada 26,94 persen dari total warga yang menjadi sasaran vaksinasi Covid-19 sebanyak 234.666.020 orang.

Baca juga : Kemenkes Ingatkan Tetap Pakai Masker & Vaksinasi Covid-19

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *