Bank Dunia : Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Jadi Salah Satu yang Paling Tangguh di Dunia

bank
HARIANTERKINI.COM Bank Dunia menilai pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi satu yang paling resilien di dunia, di tengah kondisi global dan perekonomian dunia saat ini.Hal itu tercermin dari proyeksi Bank Dunia terhadap perekonomian Indonesia yang bakal tumbuh 5,1 persen pada 2022 atau hanya turun 0,1 poin persentase (pp) dari proyeksi sebelumnya.Adapun proyeksi tersebut masih berada dalam kisaran outlook pemerintah, yakni 4,8 persen hingga 5,5 persen.
“Perekonomian Indonesia terus menunjukkan resiliensi di tengah gejolak global yang terjadi. Selain menjadi salah satu dari sedikit negara yang dapat mengembalikan output ke level prapandemik sejak tahun 2021, kinerja ekonomi domestik di tahun ini juga terus menguat antara lain didukung situasi pandemik yang terus terkendali,” tutur Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan (BKF Kemenkeu), Febrio Kacaribu.
BACA JUGA :  UTANG INDONESIA LEBIH TERKENDALI DARI NEGARA LAIN

1. Situasi pandemik terus dijaga agar tetap kondusif

Febrio menambahkan, situasi pandemik yang kondusif menjadi salah satu prasyarat penting agar kepercayaan masyarakat dalam melakukan aktivitas ekonomi sosial terus terjaga. Salah satu cara yang terus ditempuh pemerintah adalah dengan mendorong vaksinasi kepada masyarakat. Saat ini, vaksinasi dosis pertama telah mencapai 74,2 persen populasi dan dosis kedua sebesar 62,1 persen populasi. “Saat ini, risiko perekonomian global telah bergeser dari krisis pandemik ke potensi krisis energi, pangan, dan keuangan. Pemerintah Indonesia akan terus menjaga agar kinerja ekonomi domestik terus menguat meski di tengah berbagai tantangan global,” ucap Febrio.

 

2. Pertumbuhan ekonomi dunia bakal melambat

Di tengah optimisme tersebut, Bank Dunia justru menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi global tahun ini. Bank Dunia memprediksi, pertumbuhan ekonomi global akan melambat signifikan dari 5,7 persen pada 2021, menjadi hanya 2,9 persen pada 2022 akibat eskalasi berbagai risiko. Proyeksi pertumbuhan ekonomi global 2022 turun signifikan sebanyak 1,2 pp dari proyeksi sebelumnya pada Januari. Langkah ini serupa dengan yang telah dilakukan oleh beberapa lembaga internasional lain seperti IMF, yang menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi global sebanyak 0,8 pp pada April lalu.

“Berbagai risiko global mengalami peningkatan, khususnya pascaterjadinya perang di Ukraina. Konflik geopolitik tersebut telah membuat tekanan inflasi global semakin persisten, terutama didorong oleh lonjakan harga komoditas energi dan pangan serta disrupsi suplai,” ujar Febrio. Upaya berbagai negara untuk mengendalikan inflasi melalui pengetatan kebijakan moneter yang lebih cepat dan tajam, terlebih di negara maju seperti AS, juga berpotensi menciptakan pengetatan likuiditas global dan mendorong kenaikan biaya pinjaman (cost of fund).Hal tersebut turut membuat prospek pemulihan ekonomi global ke depan dibayangi oleh tantangan yang besar.

3. Penurunan proyeksi pertumbuhan ekonomi terjadi di banyak negara

Bank Dunia pun memproyeksikan penurunan pertumbuhan ekonomi secara luas di berbagai negara, baik kelompok negara maju maupun negara berkembang.Proyeksi pertumbuhan ekonomi tahun 2022 untuk Zona Eropa sebagai episentrum konflik geopolitik mengalami revisi ke bawah sebanyak 1,7 pp (dari 4,2 persen menjadi 2,5 persen), dengan pertumbuhan Rusia diproyeksi akan mengalami kontraksi 8,9 persen atau turun sangat dalam 11,3 pp dari prediksi sebelumnya.Dua perekonomian terbesar dunia, yakni AS dan China turut mengalami penurunan proyeksi pertumbuhan untuk 2022 masing-masing 1,2 pp dan 0,8 pp.Sementara, di kelompok negara berkembang seperti India, Meksiko, dan Thailand juga mengalami penurunan proyeksi yang cukup signifikan yakni 1,2 pp, 1,3 pp, dan 1,0 pp.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *