Sekjen PDI-P : Dalam Politik Hati-Hati Berbicara

PDI-P
HARIANTERKINI – Sekretaris Jenderal PDI-P Hasto Kristiyanto meminta seluruh pengurus dan kader partai tidak sembarangan dalam berkomunikasi di ruang publik.
Hal ini ia sampaikan terkait ucapan anggota DPR sekaligus kader PDI-P Arteria Dahlan yang menjadi polemik. Arteria mempersoalkan adanya kepala kejaksaan tinggi (kajati) yang berbahasa Sunda dalam rapat.
“Bagi PDI Perjuangan, ini juga menjadi pembelajaran bagi seluruh anggota dan kader partai untuk dalam politik itu hati-hati berbicara,” kata Hasto, di sela-sela rangkaian acara HUT ke-49 PDI-P dan Ketua Umum Megawati Soekarnoputri di Bali, Sabtu (22/1/2022).
Hasto mengatakan, partai memiliki tugas dalam membangun kedisiplinan anggota, termasuk disiplin dalam berbicara.
Menurut dia, sikap Arteria jelas tidak menunjukkan kedisiplinan dalam berbicara. Menyikapi polemik Arteria, Hasto kembali mengingatkan seluruh kader PDI-P agar tak melakukan kekeliruan yang sama.
Selain itu ia menegaskan, PDI-P selalu membangun kerukunan di tengah keberagaman.
“Kita ini justru selalu mendorong semangat membangun kerukunan sebagai warga bangsa, terus memperbaiki dari berbagai kekurangan-kekurangan yang ada,” kata dia.
Lebih lanjut, Hasto mengaku DPP telah menerima permintaan maaf dari Arteria. Dia melihat kesungguhan Arteria dalam permohonan maaf yang disertai penyesalan tersebut.
“Saya sendiri ketika memanggil yang bersangkutan sudah melihat bagaimana keseluruhan penyesalan itu nampak dalam diri Saudara Arteria Dahlan,” ujarnya.
Sebelumnya, dalam rapat Komisi III DPR dengan Jaksa Agung, Senin (17/1/2022), Arteria meminta Jaksa Agung Sanitar Burhanuddin untuk mencopot seorang kajati yang berbicara menggunakan bahasa Sunda dalam rapat.
Arteria menilai, seorang kajati perlu menggunakan bahasa Indonesia dalam rapat agar tidak menimbulkan salah persepsi orang yang mendengarnya.
“Kita ini Indonesia, Pak. Nanti orang takut, kalau pakai bahasa Sunda ini orang takut, ngomong apa, sebagainya. Kami mohon yang seperti ini dilakukan tindakan tegas,” ujarnya.
Pernyataan itu pun menuai respons negatif dari publik, khususnya masyarakat Sunda. Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil meminta Arteria meminta maaf atas perkataannya itu.
“Jadi saya mengimbau Pak Arteria Dahlan sebaiknya meminta maaf kepada masyarakat Sunda di Nusantara ini. Kalau tidak dilakukan, pasti akan bereskalasi. Sebenarnya orang Sunda itu pemaaf ya, jadi saya berharap itu dilakukan,” kata Emil, sapaan Ridwan Kamil, di sela kunjungannya di Bali, Selasa (18/1/2021), dikutip dari Tribun Jabar.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *