Ada Kabar Baik dari Jokowi & Sri Mulyani Soal Covid & Ekonomi

Ada Kabar Baik dari Jokowi & Sri Mulyani Soal Covid & Ekonomi
HARIANTERKINI.COM – JAKARTA. Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan kabar baik mengenai penanganan Covid-19 di Indonesia setelah hantaman varian delta sejak Juni 2021 lalu.

“Alhamdulillah, kasus Covid-19 terus menunjukkan tren penurunan,” kata Jokowi beberapa waktu lalu.

Indonesia juga tidak masuk dalam 10 negara dengan kasus Covid-19 tertinggi di dunia. Meskipun jumlah penduduk Indonesia menjadi yang terbesar keempat terbanyak di antara negara-negara di dunia.

Jokowi mengatakan pihaknya optimis pada penanganan kasus ini, namun demikian kewaspadaan harus tetap dijaga.

“Kita sangat optimistis, tetapi kita tetap harus selalu waspada. Sebagai negara dengan penduduk terbesar keempat di dunia, Indonesia tidak masuk dalam 10 besar jumlah kasus tertinggi di dunia,” lanjutnya.

Selain itu keterisian rumah sakit atau BOR (Bed Occupancy Rate) rata-rata di angka 13,8%. Sementara wisma atlet yang sempat menyentuh BOR pada 92% turun menjadi 7% per 12 September.

“Angka positivity rate kita di 2,64% lebih baik dari dunia pada 8,34%,” jelasnya.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati juga turut menyampaikan kabar baik dari perekonomian Indonesia. Meskipun belum lama ini Indonesia baru menerima hantaman covid varian delta.

Kabar baik ini diawali dengan semakin rendahnya kasus covid-19, baik di dalam wilayah Jawa-Bali maupun di luar. Sehingga mobilitas mulai ada peningkatan, seperti yang terlihat di wilayah perkantoran hingga ritel.

“Kalau semua daerah bisa turunkan covid dan stay low maka pemulihan ekonomi akan cepat,” ungkapnya akhir pekan lalu.

Penjualan ritel di Agustus juga meningkat. Tercermin dari Mandiri Spending Index yang naik ke level 95,6. Indeks Keyakinan Konsumen diakui masih berada dalam level yang rendah, akan tetapi Sri Mulyani meyakini sudah ada pembalikan.

Dari sisi produksi, perkembangan positif ditunjukkan indeks PMI Manufaktur Indonesia yang berada naik ke level 43,7 walaupun masih berada di zona kontraksi.

Konsumsi semen dan volume impor besi dan baja tumbuh masing-masing 2,5% dan 33,1%. Konsumsi listrik bahkan tumbuh 14,4% seiring dengan peningkatan aktivitas industri. Ini turut mendorong adanya pertumbuhan impor bahan baku dan barang modal.

Kabar sangat baik muncul dari neraca perdagangan. Lonjakan harga perdagangan mengantarkan peningkatan ekspor sebesar 64,1% dan surplus neraca perdagangan US$ 4,74 miliar yang tertinggi sepanjang masa.

“Ini gambarkan pemulihan ekonomi cukup solid dan kita harapkan bisa terus berjalan,” ujarnya.

Atas dasar itu, Sri Mulyani optimistis pertumbuhan ekonomi kuartal III tumbuh 4-5%. Ditopang oleh ekspor dengan pertumbuhan 20-22%, konsumsi rumah tangga 2-2,4% dan investasi 4,9-5,4%.

“Efektivitas dari PPKM luar biasa menjaga dan kendalikan delta varian di seluruh Indonesia telah berikan dampak positif bagi kita semua. Kuartal III proyeksi meningkat 4-5%,” papar Sri Mulyani.

Pada kuartal IV diperkirakan ekonomi bisa meningkat lebih tinggi dan keseluruhan tahun bisa mencapai rentang 3,7-4,5%.

 

Baca berita lainnya : Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Kalahkan Vietnam, Korea Selatan dan Arab Saudi

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *