Kabar Baik Pak Jokowi! RI Pesta Pora Harga Hasil Alam Meroket

HARIANTERKINI.COM – JAKARTA. Capaian Pendapatan Negara dan Hibah hingga akhir Agustus 2021 kembali melanjutkan tren pertumbuhan positif, sejalan dengan dilonggarkannya PPKM di beberapa wilayah yang mengalami penurunan kasus Covid-19.

Realisasi Pendapatan Negara dan Hibah hingga akhir Agustus 2021 mencapai Rp1.177,61 triliun atau 67,54 persen terhadap target pada APBN 2021. Realisasi tersebut tumbuh 13,86 persen (yoy), lebih tinggi Rp 143,34 triliun dibandingkan realisasi pada periode yang sama tahun lalu.

Komponen Pendapatan Negara dan Hibah yang bersumber dari Perpajakan secara nominal mencapai Rp899,34 triliun, Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) mencapai Rp277,66 triliun, dan realisasi Hibah sebesar Rp0,61 triliun.

Ada yang menarik dari angka-angka tersebut terutama realisasi PNBP.

Realisasi PNBP sampai dengan akhir Agustus 2021 mencapai Rp277,66 triliun atau 93,11 persen dari target dalam APBN 2021. Belum juga tutup tahun target sudah 93%!

Dikutip dari APBN Kita terbaru Periode September (data Agustus 2021) capaian realisasi PNBP tersebut terdiri dari penerimaan sumber daya alam (SDA) sebesar Rp83,14 triliun, penerimaan Kekayaan Negara yang Dipisahkan (KND) sebesar Rp28,85 triliun, PNBP Lainnya sebesar Rp90,74 triliun, dan pendapatan BLU mencapai Rp74,93 triliun.

Dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, capaian realisasi PNBP mengalami pertumbuhan positif 19,59 persen (yoy). Peningkatan capaian realisasi tersebut terutama berasal dari meningkatnya PNBP SDA, PNBP Lainnya, dan pendapatan BLU masing-masing sebesar 24,54 persen (yoy), 37,52 persen (yoy), dan 94,87 persen (yoy).

“Pertumbuhan positif dari PNBP SDA terutama disebabkan meningkatnya harga komoditas terutama harga minyak mentah (ICP), mineral dan batubara,” tulis Laporan APBN Kita tersebut.

Sementara itu, pertumbuhan positif PNBP Lainnya bersumber dari peningkatan pendapatan Penjualan Hasil Tambang (PHT), pendapatan minyak mentah (DMO), dan pendapatan PNBP Kementerian/Lembaga (K/L).

Nah, harga komoditas ekspor Indonesia sejak Januari 2021 sampai 17 September memang terlihat mantap. Kenaikan tertinggi adalah batu bara (coal), di mana year to date mencapai 85,3. Disusul timah (tin) yang mencapai 67,7.

Berikut datanya :

sdvswvb

Hasil alam yang menjadi fokus ekspor Indonesia memang terus memberikan cuan. Booming komoditas masih bisa terus menghasilkan untuk negara.

Namun, sebenarnya hal tersebut bisa terus berlipat ganda. Jawabannya hanya satu, diolah!Indonesia memiliki hasil tambang yang kaya baik tambang mineral seperti nikel, emas, tembaga, bauksit, timah dan non mineral seperti batu bara yang nilainya ditaksir hingga ribuan triliun rupiah jika diolah.

Sayangnya sejauh ini Indonesia masih nyaman menjual tambang mentah ke negara luar ketimbang diolah untuk menambah nilai jual. Sehingga hasil tambang Indonesia yang dijual tidak memiliki nilai yang besar.

Oleh karena itu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) pun beberapa kali sempat menginstruksikan kabinetnya untuk tidak lagi menjual “tanah air” alias komoditas mentah, melainkan harus bernilai tambah alias dilakukan proses hilirisasi terlebih dahulu sebelum dijual atau diekspor keluar negeri.

 

Baca berita lainnya : Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Kalahkan Vietnam, Korea Selatan dan Arab Saudi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *