HARIANTERKINI.COM – Jakarta. Sekretaris Dewan Penasihat PW Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia (IPHI) Jatim, KH Zahrul Azhar Asumta atau Gus Hans meminta Jemaah Calon Haji (JCH) menghormati keputusan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas yang membatalkan keberangkatan jemaah haji pada musim haji tahun 1442H/2021M.
Keputusan pemerintah ini didasarkan pada belum adanya kepastian dari Saudi juga pemerintah lebih mengutamakan keselamatan jemaah di tengah pandemi Corona Virus Disease-19 (Covid-19) yang belum kunjung mereda.
Pembatalan keberangkatan jemaah haji asal Indonesia itu dituangkan dalam Keputusan Menteri Agama (KMA) Nomor 660 tahun 2021 tentang Pembatalan Keberangkatan Jamaah Haji pada Penyelenggaraan Ibadah Haji Tahun 1442H/2021M, sebagaimana yang disampaikan Menag pada konperensi pers yang diadakan Kementerian Agama di Jakarta.
Menurut Gus Hans, kebijakan pembatalan haji tahun ini tidak hanya karena Saudi belum membuka akses maupun kepastian terkait kuota haji yang didapat Indonesia tapi juga pertimbangan kondisi pandemi.
Di mana pemerintah yang juga didukung DPR mengedepankan sikap kehati-hatian demi menjaga keamanan dan keselamatan para tamu Allah.
“Saya melihat ini langkah yang bijak dan tepat dari pihak menteri agama menyikapi keputusan yang lambat dan telat dari pihak Arab Saudi,” kata Gus Hans kepada TIMES Indonesia.
Lebih lanjut ia mengatakan, mengurusi jemah haji dengan jumlah sangat besar dan dengan jumlah antrean yang mengular bukan hal gampang.
Berbagai permasalahan bisa saja timbul apabila JCH dipaksakan tetap berangkat, bankan misal dengan kuota sangat terbatas dan waktu yang mepet.
“Pasti ada faktor X yang banyak muncul di lapangan yang akan memperburuk citra masyarakat terhadap pemerintah terutama Kemenag,” tandasnya.
Oleh sebab itu, Gus Hans mengajak JCH bersabar atas kebijakan tersebut. Karena meskipun niat ke Baitullah tertunda, Gusti Allah pasti akan mencatat niat mulia ini.
Pernyataan ini sekaligus menjawab rasa kecewa masyarakat yang sudah dua kali gagal berangkat haji sejak musim lalu.
“Saya meyakini bahwa Gusti Alloh tidak sare (tidak tidur), pasti sudah mencatat niat yang mulia dari para calon jemaah yang belum ditakdirkan berangkat dengan penyebab thoun atau pandemi ini. Jika niatan kita murni lillah (karena Allah) maka saya yakin para calon jemaah bisa memahami kebijakan yang ini,” jelas Gus Hans.
Sementara itu, Plt Kakanwil Kemenag Jatim, M. Nurul Huda mengatakan, pihaknya mendukung apapun kebijakan pemerintah. Menurutnya, Kemenag Jatim hanya melaksanakan regulasi saja.
“Kami dari pemerintah, Kanwil Kemenag Jatim menyambut apapun keputusan pemerintah adalah amanat yang harus kita laksanakan, kami hanya penerima dan pelaksana regulasi,” katanya.
Nurul Huda menilai, keputusan yang dikeluarkan oleh pemerintah telah melewati pertimbangan yang matang. Sebab, menghadirkan seluruh komponen yang ada.
“Menjaga kesehatan, menjaga diri adalah yang terpenting. Maka dari itu, kami (Kanwil Kemenag Jatim) menerima dan mengamankan setiap apa yang sudah diputuskan pemerintah Kemenag RI,” ujarnya.
Huda menegaskan, pihaknya juga telah mempersiapkan langkah untuk menyampaikan hal tersebut kepada para jemaah haji di Jatim.
Salah satunya adalah menyampaikan pada Kasi PHU seluruh Jatim agar menyampaikan bersama keputusan Kemenag Jatim itu adalah keputusan terbaik yang diberikan Allah kepada calon jamaah haji.
“Kuota sampai saat ini masih belum diberikan dari pusat, ketika dari pusat membuka baru, kami menyampaikan,” tuturnya.
Lantas, apakah calon jemaah haji tahun lalu diberangkatkan tahun ini?
“Ada regulasi bahwa ketentuan kalau haji terjadi ada persyaratan khusus, tentunya kami ikut ketentuan di sana, berapapun kita ikutin. Cuma, sampai detik ini, Jatim sampai 1,5 juta orang, kemudian daftar haji sampai sekarang 22.000-an setiap tahun, waiting list 31 tahun,” kata Gus Hans.
Baca berita lainnya : Bertemu Dubes Arab Saudi, Menko Luhut Bersama Yenny Wahid Upayakan Kuota Haji 2021
