Hendropriyono Kritik Dengan Dalih Membela Palestina Tetapi Support Tegakkan Khilafah

hendropriyono-kritik-membela-palestina

HarianTerkini.com – Guru Besar Sekolah Tinggi Intelijen Negara (STIN) dan mantan Kepala BIN, Jenderal (Purn) AM Hendropriyono meminta agar masyarakat Indonesia tidak usah terlalu mengurusi masalah Palestina dan Israel. Dengan dalih membela Palestina tetapi narasi yang justru berkembang adalah untuk menegakkan ideologi Khilafah.

Menurut Hendropriyono, masyarakat Indonesia lebih baik mengurusi negaranya sendiri yang kini juga menghadapi berbagai masalah.

“Palestina dan Israel bukan urusan kita (Indonesia), melainkan urusan mereka, bangsa Arab dan Yahudi. Urusan Indonesia adalah nasib kita dan hari depan anak cucu kita,” kata ujarnya seperti yang dikutip HarianTerkini.com.

“Lihatlah negara mereka kini sangat di bawah standar keamanan dan ekonomi. Mengerikan. Nah, penyesalan bukan datang di depan,” tambahnya.

Menurut Hendropriyono, banyak orang sudah terbawa arus pengkhianatan mendukung ideologi khilafah, liberalisme, kapitalisme, komunisme, atau ideologi asing apa pun. Ada pula oknum aparat militer dan polisi, ASN, serta politisi yang mendukung khilafah.

Hendropriyono menyampaikan keprihatinannya itu di depan sesama anggota Kerukunan Keluarga (KEKAL) Akmil 1967.

“Untuk nasib bangsa kita, saya mohon KEKAL Akmil 1967 tidak diam saja, tapi mikir, ngomong dan berbuat sebisanya. Negara kita sedang diserang oleh pemikiran ideologi khilafah,” katanya.

Hendropriyono lantas mengajak masyarakat Indonesia untuk merapatkan barisan dan membela bangsa sendiri.

“Kalau ada yang melecehkan saya karena saya membela filsafat dasar bangsa kita, Pancasila, tolong merapatkan barisan dengan saya untuk membela diri, bangsa kita sendiri. Ironis sekali orang yang mengkritik saya membela Pancasila, demi membela negeri sendiri, tapi dia menggebu-gebu membela Palestina,” ujar ayah mertua KASAD Jendral Andika Perkasa.

Hendropriyono pun mempertanyakan apakah pihak – pihak yang mengkritiknya tahu tentang kondisi Palestina dan Israel.
“Apakah pengkhianat itu kenal dengan Mahmoud Abbas, atau kenal dengan Ismail Haniyeh, atau kenal sama Reuven Rivlin, atau Benjamin Netanyahu? Saya yakin tidak kenal. Yang dia kenal adalah anak, istri, mantu, dan cucu sendiri. Kenapa yang dibela orang-orang yang tidak dikenal?” tanya Hendropriyono.
Hendropriyono menyatakan ucapannya ini sekaligus untuk menanggapi informasi tentang adanya mantan politisi yang tidak senang terhadap sepak terjangnya yang membela Pancasila dan melawan ideologi asing.

Ia mempertanyakan, apakah Indonesia mau menjadi seperti negeri lain Libya yang hancur akibat propaganda kaum yang ingin menghancurkan NKRI dengan mengatasnamakan agama.

Hendropriyono mengingatkan tentang kehancuran Libya dan Muammar Khadaffi. Pemimpin Libya yang dicintai 90 persen rakyatnya. Namun Libya hancur karena pengkhianat yang jumlahnya hanya 10 persen dari penduduk.

Akibat provokasi Barat dan Organisasi Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO), kata Hendropriyono, rakyat Libya membunuh Khadaffi yang memberikan kesejahteraan. Khadaffi dihajar secara membabi-buta oleh rakyatnya sendiri.

“Saya mohon para sobatku yang tercinta bergandengan tangan dengan saya melawan pikiran penganut ideologi-ideologi asing yang sesat itu,” kata Hendropriyono.

“Mereka orang – orang yang terbawa arus sampai lupa diri, lupa anak, lupa cucu, untuk hari depan mereka,” tambahnya.

Dia juga menyatakan orang-orang tersebut justru mengurus orang lain yang belum tentu akan membalas budi jika mereka menang melawan musuhnya. Justru menurut Hendropriyono, mungkin mereka akan mengebom anak cucu lantaran tidak ada dalil balas budi dalam politik.

Hendropriyono juga mengajak untuk melawan narasi orang-orang yang menyebarkan ideologi khilafah dan ideologi lainnya tetapi dengan dalih untuk membela Palestina.

“Lawan. Jangan takut. Jangan juga diam saja. Karena diam berarti melakukan pembiaran. Dan, itu adalah kejahatan juga. Disebut sebagai crime of omission, yakni kejahatan karena membiarkan orang melawan negara, bangsa kita sendiri. Jangan berdalih membela Palestina tetapi ujung-ujungnya mendukung tegakkan khilafah,” tegasnya.

Hendropriyono mengingatkan bahwa masyarakat Indonesia harus tetap berdiri di atas tanah air sendiri, bukan tanah air negara lain.

“Kita harus tetap berdiri di atas Tanah Air bangsa kita sendiri. Bukan di atas tanah Palestina, bukan Israel, bukan Arab,” tandasnya.

Baca juga : Kepala Negara Di 3 Negara ASEAN, Kutuk Keras Agresi Militer Israel Terhadap Palestina

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *