Autokritik Yaqut, Kemenag Harus Memberi Kesempatan Doa 5 Agama Di Indonesia

autokritik-yaqut-kemenag-doa-5-agama

HarianTerkini.com – Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas meminta setiap acara yang berlangsung di Kementerian Agama turut memberikan kesempatan kepada agama lain dalam mengisi doa dan tidak hanya doa untuk agama Islam saja.

Pernyataan itu disampaikan Yaqut saat membuka Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Kementerian Agama secara daring dan luring yang berlangsung 3 hari mulai Senin (5/4/2021) hingga Rabu (7/4/2021).

“Pagi hari ini saya senang Rakernas dimulai dengan pembacaan ayat suci Alquran. Ini memberikan pencerahan sekaligus penyegaran untuk kita semua. Tapi akan lebih indah kalau doanya diberikan kesempatan semua agama untuk memberikan doa,” kata Yaqut, dalam sambutannya.

Menurut Yaqut, pernyataan itu sebagai autokritik terhadap lembaga yang dipimpinnya. Sebab dalam setiap kesempatan acara di Kemenag hanya menyertakan doa untuk agama Islam saja.

Ia ingin agar Kemenag menjadi rumah bagi seluruh 5 agama yang ada dan diakui di Indonesia untuk melayani dan memberikan kesempatan yang sama. Bahkan ia menyebut pembacaan doa untuk agama tertentu saja, tak ubahnya seperti acara organisasi kemasyarakatan.

“Jadi jangan ini kesannya kita ini sedang rapat Ormas kegiatan agama, Ormas Islam Kementerian Agama. Kita sedang melakukan Rakernas Kementerian Agama yang di dalamnya bukan hanya urusan agama Islam saja,” kata Yaqut yang dikutip oleh HarianTerkini.com.

Yaqut menegaskan bahwa Kemenag harus menjadi contoh dalam menjunjung tinggi moderasi agama. Ia tidak ingin Kemenag yang menggembar-gemborkan moderasi beragama, namun pada praktiknya berseberangan.

“Jadikan lebih enak dilihat jika semua agama yang menjadi urusan sama-sama menyampaikan doanya. Ini autokritik, jangan sampai muncul paradoks. Jadi kita ingin kementerian ini melayani semua agama yang diakui di Indonesia, tetapi dalam prilaku kita tidak mencerminkan itu,” kata Menag selanjutnya.

Baca juga : Setneg Unggah Foto Jokowi di Nikah Aurel, Politisi: Tak Perlu Jadi Polemik

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *