Keberhasilan Pilkada ditengah Pandemi, Bukti Tegaknya Demokrasi

Keberhasilan Pilkada ditengah Pandemi, Bukti Tegaknya Demokrasi
HARIANTERKINI.COM – Pilkada Serentak 2020 di 270 daerah usai digelar kemarin, 9 Desember 2020. Kita bersyukur, Pilkada relatif aman digelar meski di tengah kepungan pandemi Covid-19. Masih sulit memberikan analisis menyeluruh terhadap pesta demokrasi lokal lima tahunan ini karena belum ada data-data solid terkait hasil dan kualitas pelaksanaannya yang telah berlangsung kemarin tersebut. Sembari menanti pengumuman hasil resmi keseluruhan Pilkada oleh KPU, ada baiknya kita catat refleksi penting dan agenda yang menjadi “pekerjaan rumah” kita ke depan.

Meski benar Pemilihan Kepala Daerah adalah arena politik praktis, aroma pragmatisme di Pilkada 2020 sangat kentara. Setidaknya hal ini dapat ditilik dari menguatnya fenomena calon tunggal dan politik dinasti yang kerap disorot dalam berbagai diskursus publik. Sungguh, publik telah dibuat masygul sejak penetapan pasangan calon oleh KPU pada September 2020, 25 dari 270 daerah yang menggelar pilkada diwarnai calon tunggal.

Angka yang fantastis, karena nyaris sepuluh persen pasangan kandidat melawan kotak kosong di Pilkada 2020 kemarin! Fenomena pasangan tunggal ini terus meningkat dalam tiga Pemilihan Kepala Daerah. Pada 2015 hanya terdapat tiga daerah dengan pasangan calon tunggal, meningkat jadi sembilan di 2017, meningkat lagi jadi 16 di tahun 2018.

Meski calon tunggal dimungkinkan sesuai aturan main, tetapi aneh jika Pemilihan Kepala Daerah tidak ada kompetisi antar calon. Bukankah Pemilihan Kepala Daerah dan juga pemilihan lain dalam berbagai tingkatan, sejatinya adalah kompetisi elektoral? Jika hanya ada satu pasangan calon, lalu apa yang dipertandingkan?

Fenomena calon tunggal di Pemilihan Kepala Daerah menunjukkan masalah akut demokrasi karena para pelaku politik lokal, utamanya partai politik. Mereka tidak serius atau enggan melawan figur lokal yang kuat (local strongman) sehingga gagal menghadirkan kompetisi politik yang sehat untuk memberikan jaminan alternatif pilihan publik terhadap calon-calon kepala daerah. Spekulasi lain yang muncul, partai politik tersandera kepentingan pragmatis sehingga mereka enggan memunculkan calon lain.

Baca berita lainnya : Sukseskan Pilkada 2020 dengan Penegakan Protokol Kesehatan yang ketat

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *