HARIANTERKINI.COM – Pemungutan suara Pilkada Serentak 2020 telah resmi dijadwalkan pada tanggal 9 Desember 2020 yang tersebar di 270 kabupaten/kota di 9 provinsi oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU). Artinya masih ada beberapa bulan untuk menyiapkan segala kebutuhan, dan menyiapkan segala kemungkinan yang tidak diinginkan.
Sebanyak 270 daerah yang akan menggelar Pilkada pada tahun ini merupakan jumlah yang sangat banyak. Terdapat jutaan rakyat yang nasibnya ditentukan oleh kualitas kepemimpinan kepala daerah saat ini. Mungkin saja, ada daerah yang sudah “beruntung” memiliki gubernur, walikota atau bupati yang mempunyai kualitas leadership yang kuat dan efektif dalam menanggulangi penyebaran Covid-19 di daerahnya.
Namun demikian, kita juga bisa melihat di beberapa daerah lainnya bahwa tingkat penyebaran Covid-19 masih terus meningkat, hal ini menunjukkan bahwa kemampuan para kepala daerah di sebagian daerah patut dipertanyakan. Jika tidak segera diganti, bagaimana nasib daerah tersebut kedepannya?
Pilkada yang digelar di tengah pandemi Covid-19 dapat menghasilkan keterpilihan figur yang lebih berkualitas. Di masa krisis seperti ini, akan lebih tampak mana sosok pemimpin yang kompeten dan mana yang inkompeten. Mana yang benar-benar berkorban dan cinta rakyat, mana yang oportunis. Misalnya untuk figur-figur petahana, rakyat bisa menentukan apakah mereka layak dipilih kembali atau harus diganti.
Pelaksanaan Pilkada serentak tahun ini sangatlah penting. Peran dan fungsi pemimpin daerah dalam mengatasi pandemi di daerahnya merupakan kunci yang tidak bisa ditawar-tawar lagi. Kita harus optimis bahwa dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat, pelaksanaan Pilkada serentak tidak akan menimbulkan klaster baru. Karena jika rakyat tidak memiliki pemimpin daerah yang cakap, penderitaan akibat pandemi berpotensi semakin panjang.
Baca Juga : Dorong Ekonomi, Pemerintah Genjot Pengembangan KEK Galang Batang
