Muhadjir Sebut Sikap Radikal Mahasiswa Positif

Muhadjir Sebut Sikap Radikal Mahasiswa Positif
HARIANTERKINI.COM, Jakarta – Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengatakan sikap radikal sebenarnya merupakan sebuah sikap yang positif. Dia bahkan meyakini sikap radikal penting dimiliki mahasiswa.

Sikap tersebut kata dia penting digunakan untuk mencari kebenaran hingga ke akar-akarnya, terutama saat mahasiswa tersebut tengah mengerjakan tugas akhir berupa tesis atau skripsi.

“Sikap radikal ini sebetulnya positif,” kata Muhadjir dalam siaran pers yang diterima CNNIndonesia.com, Kamis (3/9).

Hanya saja menurut Muhadjir hal positif dari sikap radikal ini hilang bahkan menjadi buruk ketika dilabeli dengan istilah ‘isme’ bahkan makna radikal sendiri akan berubah ketika disangkut-pautkan dengan politik.

“Tapi ketika dilabeli isme sering dimaknai tidak baik apalagi jika dikaitkan dengan politik. Dan faktanya radikalisme di kampus itu ada sehingga itu jadi tanggung jawab kita semua untuk membentengi dengan jiwa bela negara,” kata Muhadjir.

Dia juga mengatakan, mahasiswa adalah ujung tombak dalam upaya membela negara. Oleh sebab itu, pendidikan bela negara di lingkungan kampus harus diperkuat untuk membentengi mahasiswa agar tidak mudah terpengaruh oleh radikalisme yang dapat mengancam keutuhan NKRI.

Bahkan Mantan Menteri Pendidikan itu juga mengingatkan mahasiswa agar memiliki jiwa bela negara sekaligus keberanian. Berani dalam artian untuk keras terhadap diri sendiri sehingga terbentuk mental dan jiwa kepemimpinan.

Bersikap keras ini kata Muhadjir berguna dalam pengambilan keputusan ketika menghadapi berbagai pengaruh buruk, baik dari paham-paham yang menyimpang maupun pergaulan yang kerap muncul di kehidupan perkuliahan.

“Saat kita bisa menghindarkan diri dari pengaruh negatif terutama yang mengarah pada sikap radikal dan intoleran bahkan sampai ekstrim melakukan tindakan kekerasan, maka kita juga akan bisa menyelamatkan Indonesia dari berbagai ancaman,” kata dia.

Lagi pula kata Muhadjir, generasi penerus bangsa Indonesia saat ini harus memiliki jiwa bela negara yang didasari atas kecintaan kepada NKRI dengan berlandaskan nilai-nilai Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.

Bela negara sendiri kata dia, memiliki nilai-nilai seperti cinta tanah air, kesadaran berbangsa dan bernegara, yakin Pancasila sebagai ideologi negara, rela berkorban untuk bangsa dan negara, serta mampu untuk membela negara.

“Inilah pentingnya bela negara untuk mencegah radikalisme. Radikalisme apa saja. Caranya dengan melatih kepemimpinan, baik mandiri maupun berkelompok,” ujarnya.

Sebelumnya, telah banyak bermunculan sejumlah kasus yang melibatkan dosen atau guru besar di universitas terkait radikalisme

Radikalisme di kampus sebelumnya juga menjadi salah satu kajian di Komisi X DPR RI. Komisi X menggulirkan wacana agar organisasi ekstra kampus bisa menggelar aktivitas di kampus melalui pencabutan Surat Keputusan (SK) Dirjen Dikti Nomor 26/DIKTI/KEP/2002 tentang Pelarangan Organisasi Ekstra Kampus atau Partai Politik yang pernah diterbitkan Dirjen Dikti pada tahun 2002 lalu.

Baca Berita Lainnya : MILENIAL DAN PERAN KEBERLANJUTAN PEMIMPIN MASA DEPAN

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *