Dorong Ekonomi, Pemerintah Genjot Pengembangan KEK Galang Batang

Dorong Ekonomi, Pemerintah Genjot Pengembangan KEK Galang Batang
HARIANTERKINI.COM – Pemerintah terus mendorong pembangunan kewilayahan melalui kebijakan percepatan pembangunan infrastruktur ekonomi. Salah satunya Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Galang Batang di Bintan, Kepulauan Riau.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan, saat ini KEK Galang Batang sedang dalam tahap pembangunan infrastruktur dan utilitas kawasan, refinery alumina, power plant, serta ditargetkan ekspor perdana sebanyak 1 juta ton smelting grade alumina (SGA) pada 2021. “Ini adalah suatu milestone tersendiri karena sebelumnya kita hanya mengekspor bauksit. Sekarang bisa diproduksi di sini,” ujar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam keterangan tertulisnya.

Airlangga menambahkan, dampak KEK Galang Batang terhadap perekonomian hingga saat ini sudah cukup baik dan harus terus ditingkatkan. Realisasi Investasi sampai September 2020 sebesar Rp 11 triliun. Sementara realisasi penyerapan tenaga kerja dalam tahap pembangunan sebesar 3.500 orang. “Ini luar biasa dan diharapkan bisa terus bertambah serta memberikan multiplier effect yang lain,” harap Menko Perekonomian selaku Ketua Dewan Nasional KEK.

Ia menggarisbawahi pendekatan yang tidak hanya mendirikan industri aluminium atau alumina saja, melainkan industri tekstil. “Jadi ini adalah pendekatan yang unik dan tidak banyak dilakukan di pabrik lain. Bapak-bapak yang pria bekerja di pabrik baja, sedangkan yang wanita bisa bekerja di pabrik tekstil,” ungkap Airlangga.

Menko Perekonomian memberikan apresiasi kepada PT Bintan Alumina Indonesia atas komitmennya sebagai pengembang kawasan dan investor utama KEK Galang Batang.

Dijelaskan Airlangga, KEK Galang Batang sebagai salah satu KEK yang bertema industri, merupakan contoh KEK yang berkembang baik dan bisa dijadikan model KEK lainnya. Lokasinya strategis yaitu terletak di Selat Malaka yang merupakan jalur perdagangan internasional, serta berhadapan dengan Singapura serta Malaysia.

KEK Galang Batang diproyeksikan menjadi kawasan dengan kegiatan utama industri pengolahan bauksit dan turunannya, dengan investasi Rp 36,25 triliun dan penyerapan tenaga kerja 23.200 orang, sampai 2027. Nilai investasi tersebut berpotensi bertambah hingga US$ 5,5 miliar atau sekitar Rp 77 triliun.

Sebagai informasi, produksi bauksit Indonesia dalam satu tahun bisa mencapai 40 juta ton. Pengolahan bauksit menjadi alumina memberi nilai tambah sekitar 5-13 kali lipat bila diolah menjadi alumunium.

Baca berita lainnya : Ekonomi Indonesia Mulai Bergerak, Ini Datanya

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *