John Kei ” God Father of Jakarta ” Yang Terlibat 5 Aksi Kriminal Ditangkap Satreskrimum Polda Metro Jaya

john kei-god-father-of-jakarta
HarianTerkini.com – John Kei ” God Father of Jakarta “ yang terlibat 5 aksi kriminal ditangkap oleh  Satreskrimum Polda Metro Jaya, sosok yang juga diduga jadi dalang di balik kerusuhan Green Lake City, Kota Tangerang dan Duri Kosambi Cengkareng, Jakarta Barat.

Sebelum kasus kerusuhan di Green Lake City, nama John Kei kerap terlibat dalam sejumlah kasus kriminal.

Seperti bentrok massa yang terjadi pada 2004 dan 2012, juga kasus penganiayaan terhadap dua pemuda di tahun 2008.

John Kei (JK) sempat mendekam di balik jeruji selama hampir lima tahun setelah dinyatakan terlibat dalam kasus pembunuhan Tan Harry Tantono alias Ayung pada 2012.

John Kei dan kelompoknya ditangkap Satreskrimum Polda Metro Jaya

Rentetan Kasus John Kei

1. Bentrokan dengan kelompok Basri Sangaji

Pada 2 Maret 2004, massa JK dan Basri Sangaji terlibat bentrok di Diskotek Stadium, Taman Sari, Jakarta Barat.

Tak hanya itu, JK juga sebelumnya sempat diserang massa Basri hingga menyebabkan tiga jari tangannya cedera dan tak bisa digerakkan.

Lalu, 12 Oktober 2004, nama JK dikaitkan dengan Basri yang tewas karena ditembak di bagian dada.

2. Kasus Penganiayaan Dua Pemuda

JK saat itu tidak dihukum karena ia tak terbukti terlibat dalam tewasnya Basri Sangaji.

Namun, pada 11 Agustus 2008, JK dan adiknya, Tito Refra, harus mendekam di balik jeruji.

Mereka divonis delapan bulan penjara oleh Pengadilan Negeri Surabaya karena menganiaya dua pemuda, Charles Refra dan Remi Refra.

Akibat penganiayaan itu, jari Charles dan Remi putus.

3. Bentrok di Klub Blowfish

JK dan sang adik kemudian ditangkap Densus 88 di Desa Ohoijang, Kota Tual, Maluku Tenggara.

Berikutnya, lagi-lagi massa JK terlibat bentrok pada 4 April 2010.

Ketika itu, massa JK bentrok dengan massa Thalin Makarim dari Ende, Flores, di klub Blowfish dan menyebabkan dua anak buah John tewas.

Perseteruan dua kubu tersebut berlanjut saat persidangan kasus Blowfish di PN Jakatya Selatan pada 29 April 2010.

Bahkan, bentrok yang dikenal dengan peristiwa Ampera Berdarah ini menewaskan dua anak buah John dan seorang sopir Kopaja.

Tak hanya itu, Tito Refra saat itu juga mengalami luka tembak di bagian dada.

4. Pembunuhan Ayung ( Tan Harry Tantono)

Pada 17 Februari 2012,  John  ditangkap pihak kepolisian Polda Metro Jaya karena diduga terlibat dalam pembunuhan Tan Harry Tantono alias Ayung.

Ayung merupakan bos PT Sanex Steel Indonesia (SSI) yang berubah nama menjadi PT Power Steel Mandiri.

Ayung ditemukan tewas dengan puluhan luka tusuk di bagian pinggang, perut, dan leher di Swiss Belhotel kamar nomor 2701, 26 Januari 2012.

Dugaan keterlibatan JK berdasarkan keterangan saksi dan rekaman CCTV.

Pada akhir 2012, dia divonis 12 tahun penjara.

Namun, hukumannya ditambah menjadi 16 tahun penjara oleh Mahkamah Agung (MA) pada 29 Juli 2013.

Ia kemudian dipindah dari Rutan Salemba, Jakarta, ke Nusakambangan di tahun 2014.

Lima tahun berlalu, JK dinyatakan bebas bersyarat pada 26 Desember 2019 berdasarkan surat keputusan Menteri Hukum dan HAM RI Nomor Pas-1502.PK.01.04.06 Tahun 2019 tertanggal 23 Desember.

5. Kericuhan di Green Lake City dan Duri Kosambi

Terbaru, John ditangkap pihak kepolisian karena diduga terlibat dalam kerusuhan di Green Lake City, Kota Tangerang dan daerah Duri Kosambi, Cengkareng, Jakarta Barat.

Ia bersama 25 orang lainnya yang diduga juga terlibat, ditangkap di Jalan Titian Indah Utama X.

“Dua orang yang diduga pelaku atas nama C dan JK (John Kei) ditangkap di Jalan Titian Indah Utama X pada jam 20.15, markas kelompok John Kei,” terang Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya, Kombes Yusri Yunus, dalam keterangan tertulisnya.

Saat dilakukan penangkapan, polisi menyita sejumlah barang bukti.

Yakni 28 tombak, 24 senjata tajam, dua ketapel, tiga anak panah, dua stik bisbol, dan 17 ponsel.

Kehidupan Awal John Kei

Jauh sebelum ini, John Kei sudah banyak melalui banyak hal sejak merantau ke Surabaya pada 1986.

Berasal dari Tutrean, Pulau Kei, Maluku, John Kei memutuskan merantau ke luar pulau di usia belia.

Pria bernama asli John Refra ini sempat merasakan hidup di kolong jembatan saat di Surabaya.

Ia berjuang sendirian dan menjalani kerasnya kehidupan sebagai anak jalanan.

Satu tahun berada di Surabaya, John Kei kemudian datang ke Ibu Kota, tepatnya di wilayah Berlan, Jakarta Pusat.

Saat itu, ia memperkenalkan diri sebagai John Kei.

Berada di ibu kota membuat John Kei  tumbuh sebagai seseorang yang dituakan,

John dipercaya menjadi Ketua Angkatan Muda Kei sejak 1998.

Meski hanya merantau seorang diri, John Kei lalu memilki belasan ribu pengikut setia.

Ia disebut-sebut memiliki bisnis jasa pengamanan, jasa penagihan, jasa konsultan hukum, dan pemilik sasana tinju Putra Kei.

Disisi lain, John sempat disandingkan dengan mafia-mafia Italia dan diberi gelar God Father of Jakarta.

Bukan karena alasan, gelar itu diberikan karena ia disebut berbisnis layaknya seorang mafia yang jarang tersentuh aparat kepolisian.

Baca juga : Radikalisme Menyasar Bocah Kecil, Orang Tua Harus Waspada

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *