Dokter Reisa, Simbol Komunikasi Politik Ala Jokowi

Dokter Reisa, Simbol Komunikasi Politik Ala Jokowi
Jakarta, HARIANTERKINI.COM — Sosok dokter Reisa Kartika Sari Broto Asmoro menarik perhatian kala muncul dalam konferensi pers perkembangan harian covid-19.. Dokter yang pernah menjadi Putri Indonesia Lingkungan Hidup 2010 itu terlihat bersama juru bicara pemerintah khusus penanganan covid-19 Achmad Yurianto.

Yurianto yang selalu menyampaikan edukasi penanganan hingga perkembangan jumlah kasus covid-19 setiap hari kini membaginya dengan Reisa.

Dokter yang dikenal dalam acara dr Oz itu kebagian ‘jatah’ untuk menjelaskan edukasi covid-19 mulai dari tingkat kesembuhan hingga adaptasi tatanan hidup baru atau new normal dengan mematuhi protokol kesehatan.

Tak cuma sekali, Reisa kembali muncul dalam konferensi pers perkembangan covid-19. Reisa menyampaikan informasi edukasi serupa agar masyarakat mematuhi protokol kesehatan mulai dari cuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak.

Belakangan, kemunculan Reisa dikonfirmasi juru bicara presiden, Fadjroel Rachman, sebagai tim komunikasi publik gugus tugas covid-19. Sementara Yurianto tetap menjadi jubir khusus penanganan covid-19. Keduanya disebut akan berbagi tugas mengenai informasi dan edukasi ke publik terkait penanganan covid-19.

“Keduanya bahu membahu memberi informasi dan edukasi ke publik,” katanya.

Hal itu juga dikonfirmasi Yurianto yang menyatakan akan berbagi tugas dengan Reisa. Yurianto mengatakan, dirinya akan tetap menjelaskan perkembangan kasus covid-19 seperti jumlah kasus positif, kasus meninggal, dan kasus sembuh di Indonesia. Sedangkan Reisa cenderung pada edukasi penanganan covid-19.

“Sementara (tugasnya) seperti itu,” ucap Yurianto saat dikonfirmasi.

Namun Yurianto tak menanggapi lebih lanjut saat disinggung soal alasan penunjukkan Reisa.

Pengamat komunikasi politik Hendri Satrio menilai, kemunculan Reisa merupakan simbol komunikasi politik yang ingin ditunjukkan Presiden Joko Widodo dalam menghadapi kesiapan new normal covid-19. Jokowi selama ini memang memiliki kebiasaan menunjukkan simbol-simbol dalam pola komunikasi politiknya seperti cara berpakaian hingga gaya berbicara.

“Pemerintah ingin melakukan penyegaran. Dan seperti biasa Pak Jokowi senangnya simbol-simbol, jadi komunikasi yang dilakukan juga simbol-simbol,” ujar Hendri.

Pendiri Lembaga Survei KedaiKOPI itu mengatakan, Reisa menjadi simbol kesiapan pemerintah dalam menyambut new normal pandemi covid-19. Sosok Reisa yang masih muda dan berprestasi, menurut Hendri, diharapkan dapat memudahkan proses edukasi penanganan covid-19 di masyarakat.

“Sekarang kita masuk ke era transisi, era menuju new normal, perlu ada simbolnya maka dia tampilkan dokter Reisa mendampingi Pak Yuri,” katanya.

Adapun Hendri mengapresiasi langkah pemerintah menunjuk Reisa. Sebab, tak dipungkiri masyarakat kini mulai bosan mendengarkan informasi yang disampaikan Yurianto setiap hari.

“Ini adalah komunikasi simbol yang dilakukan sangat baik. Minimal untuk penyegaran, kasihan juga Pak Yuri, dan orang juga bosan lihat Pak Yuri lagi, Pak Yuri lagi,” tuturnya.

Kendati demikian, Hendri mengingatkan agar kemunculan Reisa tak sekadar menjadi ‘pemanis’ dalam edukasi penanganan covid-19 kepada publik. Menurutnya, pemerintah juga harus tetap melakukan upaya signifikan untuk menekan laju penyebaran covid-19.

“Mudah-mudahan masyarakat dengan adanya bu dokter Reisa ini menjadi lebih ingat apa saja kewajibannya dalam menghadapi covid di era transisi jelang new normal,” ucapnya.

Sementara Direktur Eksekutif Indonesia Public Institute (IPI), Karyono Wibowo menilai, kemunculan Reisa di publik bertujuan mengubah pola komunikasi pemerintah yang selama ini cenderung kaku menjadi lebih ringan dan tidak membosankan dalam menangani covid-19.

Menurutnya, pola komunikasi semacam ini akan lebih mudah diterima masyarakat khususnya di kalangan milenial. Sosok Reisa sebagai public figure diyakini akan lebih efektif memengaruhi perilaku dan cara berpikir masyarakat dalam menghadapi pandemi covid-19.

“Dengan menampilkan dokter Reisa mungkin lebih worth it, khususnya untuk kalangan milenial dan masyarakat penggemar infotainment. Mereka adalah trendsetter, sekaligus influencer. Mereka memiliki banyak pengikut,” jelasnya.

Karyono menuturkan, strategi komunikasi merupakan variabel penting untuk keberhasilan penanganan wabah covid-19. Untuk itu, ia mengingatkan agar dalam penyampaian informasi jangan sampai menimbulkan kegaduhan.

“Yang perlu dihindari adalah membuat narasi membingungkan dan diksi yang memicu kegaduhan. Selain itu perlu perbaikan sistem koordinasi dan komunikasi yang terpadu agar tercipta public trust,” ucapnya.

Baca berita lainnya : Fadjroel: Kepemimpinan Jokowi Berhasil Kendalikan Covid-19

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *