Almelek Bagau “Tuhan, Kami Salah Apa”, Pemerintah Wajib Tumpas KKB Papua

Almelek Bagau “Tuhan, Kami Salah Apa”, Pemerintah Wajib Tumpas KKB Papua
HARIANTERKINI.COM – Pasca perayaan hari raya idul fitri tahun ini telah terjadi penembakan untuk kesekian kalinya oleh KKB Papua terhadap warga sipil tak bersalah, kali ini korbannya adalah garda terdepan Indonesia dalam menghadapi Covid-19. 2 warga sipil tersebut merupakan tenaga medis yang ditugaskan untuk menangani wabah Covid-19 di wilayah Kabupaten Intan Jaya Provinsi Papua.

Adapun kesaksian dari korban selamat a.n sdr. Almelek Bagau, laki-laki, 32 tahun, Kristen Protestan, pekerjaan petugas medis Tim Gugus Tugas Covid-19 Intan Jaya (korban selamat pada kejadian penganiayaan hingga berujung penembakan) yang dilakukan oleh KKSB (Kelompok Kriminal Separatis Bersenjata), kejadian tersebut dialami korban pada tanggal 22 Mei 2020 di Distrik Wandai Kabupaten Intan Jaya Provinsi Papua pada saat ybs beserta rekannya a.n. Heniko Somau (korban MD) melaksanakan tugasnya dalam rangka penanganan wabah Covid-19 di Intan Jaya.

“ Hari Rabu 20 Mei 2020, saya Bersama saudara almarhum Heniko Somau dari Sugapa tiba di kampung Jae, Distrik Wandai membawa obat-obatan. Hal ini ybs dan saudara Heniko Somau lakukan adalah karena mereka PNS pada Dinas Kesehatan Kabupaten Intan Jaya yang juga merupakan Tim Kesehatan Pencegahan Virus Covid-19, tandasnya”
Perjalanan menuju wilayah tersebut memakan waktu hingga 2 hari dengan bermodalkan HT yang diberikan oleh Dinas Kesehatan setempat sebagai alat komunikasi, kemudian pada tanggal 21 Mei 2020 ybs bersama dengan saudara Somau masih berada di Kampung Jae Distrik Wandai karena mereka sedang mengikuti ibadah kenaikan Yesus Kristus.

“Pada Jumat 22 Mei 2020 kami berdua beristirahat dirumah. Tidak lama kemudian datang sekitar 15 orang yang mengaku dirinya sebagai anggota Organisasi Papua Merdeka (OPM) melakukan pengusiran terhadap masyarakat yang berada di kawasan tersebut, ungakapnya”

Sekitar 15 orang membawa senjata api laras panjang dan menghitamkan muka dengan arang serta kelompok tersebut berbicara menggunakan Bahasa Dani. Mereka mengusir masyarakat yang berada di sekitar pasar, pada saat itu ybs bersama dengan saudara Heniko Somau sudah sempat keluar dari rumah.

“ Saya bersama sdr. Heniko Somau berusaha berlari menjauhi lokasi pengusiran anggota anggota Organisasi Papua Merdeka (OPM) sambil mencari rekan lainnya dan menuju ke arah pasar, namun belum sempat menjauhi lokasi, tepatnya di depan rumahnya, saya beserta sdr. Heniko Somau ditahan oleh 15 orang tersebut sambil berkata bahwa, “kalian tinggal di tempat” dan ada yang mengatakan “duduk,,,,duduk, dan selanjuntnya salah satu dari KKSB mengatakan bahwa ” maksud kalian apa bawa radio HT, kalian mata-mata to, tandasnya”

Korban berusaha menjelaskan tujuan sosial mereka, bahwa saat itu mereka tidak tahu apa-apa, dan menjelaskan bahwa radio HT ini punya dinas kesehatan diberikan buat komunikasi masalah virus Corona-Covid 19, namum saat itu para pelaku tetap mencurigai ybs bersama dengan alm. Heniko Somau adalah mata-mata aparat keamanan dan saat itu juga, mereka KKSB langsung menembak anjing peliharaan korban dengan menggunakan senjata api laras panjang.

Salah satu dari mereka/KKSB menembak kearah kaki Almarhum Heniko Somau menggunakan senjata api laras panjang sebanyak satu kali dan tembakan tersebut mengenai betis sebelah kanannya almarhum Heniko Somau. Ybs menerangkan juga bahwa kelompok separatis tersebut kembali menembak tumit dan betis ybs dengan menggunakan senjata laras panjang sebanyak 3 kali dan rekannya sebanyak dua kali mengenai betis dan paha sebelah kiri.

“ Setelah mengalami luka tembak saya mengangkat tangan kanan saya dan mengatakan “Tuhan saya salah apa….” kemudian pelaku lainnya menembak telapak tangan sebelah kanan saya dengan menggunakan pistol sebanyak satu kali.” Kata Almelek Bagau saat ditanyai tentang bagaimana proses penembakan terjadi.

Setelah menganiaya kedua petugas kesehatan tersebut, kelompok separatis tersebut membakar rumah sdr. Almelek Bagau sambil berteriak bahwa kedua korban ditembak merupakan tanggung jawab dari Pemerintah, dan kelompok KKSB tersebut langsung pergi.

Ybs menerangkan juga bahwa beliau meminta kepada Pemerintah, Badan Kesehatan Dunia (WHO) dan Badan HAM untuk melihat secara serius tentang kondisi petugas Kesehatan yang sedang menjalani Tugas Kemanusian dalam memerangi Wabah Virus Corona ini dari aksi keji yang dilakukan oleh KKSB di Papua.

Baca berita lainnya : Satgas Nemangkawi Buru KKB Penembak 2 Anggota Gugus Tugas Covid-19 di Papua

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *