Dirut Pertamina Beberkan Alasan Mengapa Harga BBM Belum Turun Meski Minyak Dunia Sedang Murah

PT Pertamina (Persero) buka suara mengenai belum turunnya harga BBM meski harga minyak mentah dunia sudah anjlok ke level terendah dalam sejarah. Tadi malam, harga minyak berjangka West Texas Intermediate (WTI) yang berakhir Mei anjlok 302,57 persen menjadi minus USD 37,91 per barel, meski pagi ini sudah naik menjadi USD 0,6 per barel.Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan, belum turunnya harga BBM karena kebijakan tersebut berada di tangan Kementerian ESDM. Peran Pertamina sebagai BUMN juga tak bisa asal mengambil keputusan secara bisnis.Meskipun harga minyak dunia anjlok bahkan hingga minus, Pertamina tak bisa memangkas belanja modal perusahaan dan biaya operasional (capital dan operation expenditure) begitu saja. Biaya produksi BBM di dalam negeri lebih mahal dibandingkan harga minyak impor saat ini. Tapi ada beberapa pertimbangan penting yang membuat Pertamina tak bisa sekedar mengimpor BBM murah saja lalu menghentikan operasional kilang di dalam negeri.”Secara garis besar saja, penjelasan kenapa kok BBM tidak turun? Pertama, formula harga BBM ditetapkan oleh Kementerian ESDM. Lalu bagaiman dari sisi Pertamina? Jadi, kalau kita sebagai trading company, memang mudah sekali ketika harga BBM yang kita beli murah, maka langsung bisa kita jual. Tapi Bapak Ibu pahami, sebagai BUMN kami tidak bisa setop produksi kilang dan produksi hulu,” kata dia dalam Rapat Dengar Pendapat Komisi VII DPR RI yang digelar secara online.

Nicke menjelaskan, biaya pokok produksi minyak mentah Pertamina di dalam negeri lebih tinggi 25 persen dibandingkan harga minyak dunia saat ini. Sudah setahun ini, Pertamina juga diminta menyerap 100 persen produksi minyak mentah dari kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) di dalam negeri untuk mengurangi ketergantungan pada impor.Jika Pertamina berhenti membeli minyak mentah dalam negeri, maka kegiatan operasional KKKS di dalam negeri bisa terganggu. Ini akan menimbulkan efek tak sehat dalam bisnis hulu migas di dalam negeri. Karena itu, perusahaan meminta adanya insentif ke pemerintah agar bisa membeli minyak dari dalam negeri dengan harga murah.”Dan crude dalam negeri kan rata-rata memang lebih tinggi. Ini kita lagi diskusikan dengan Kementerian ESDM bagaimana supaya kami tetap menyerap tapi diberikan relaksasi harga, ini sedang dilakukan,” ujarnya.Hal sama juga terjadi pada biaya pokok produksi BBM Pertamina dari kilang sendiri yang tidak mungkin bisa lebih murah dari harga BBM impor saat ini.Harga BBM impor saat ini lebih murah dari harga saat Pertamina membeli minyak mentah di pertengahan Maret, yakni USD 24 per barel. Sementara harga BBM sekarang cuma USD 22,5 per barel.

Dari kacamata bisnis, kata dia, memang saat ini lebih baik menutup semua kilang dan impor BBM saja. Tapi, sebagai BUMN, perusahaan tak bisa melakukan itu. Menutup semua kilang akan berdampak pada nasib puluhan ribu karyawan Pertamina. “Jadi antara keputusan bisnis dan keputusan Pertamina sebagai BUMN motor penggerak ekonomi nasional sekarang jadi berbeda. Tapi kami harus cari jalan tengah. Bagi kami sih secara bisnis, lebih baik kami stop saja kilang, tapi tidak bisa. Jadi kami coba balance peran secara bisnis yang bisa berikan terbaik ke masyarakat,” tutupnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *